Pasukan Bela Diri Jepang

Pasukan Bela Diri Jepang (Jepang: 自衛隊 Jieitai?, Inggris:Japan Self-Defense Force, disingkat JSDF) adalah angkatan bersenjata di Jepang yang didirikan setelah berakhirnya pendudukan Jepang oleh Amerika Serikat pasca Perang Dunia II. Meskipun pada sebagian besar periode pasca perang pasukan ini beroperasi terbatas pada pulau-pulau di Jepang dan tidak diizinkan beroperasi di luar negeri, namun dalam beberapa tahun terakhir ia telah terlibat dalam operasi pasukan pemelihara perdamaian internasional. Ketegangan baru-baru ini, khususnya dengan Korea Utara, telah menyulut kembali perdebatan tentang status Pasukan Bela Diri Jepang dan hubungannya dengan masyarakat.

Personel and organisasi

Pasukan Bela Diri Jepang memiliki 239.430 orang personel (data tahun 2005), yang terdiri dari 147.737 orang pada Angkatan Darat Bela Diri Jepang, 44.327 orang pada Angkatan Laut Bela Diri Jepang, 45.517 orang pada Angkatan Udara Bela Diri Jepang, dan 1.849 orang pada Kantor Komando Gabungan. Pasukan cadangannya berjumlah 57.899 orang.
Sistem militer Jepang memiliki bentuk unik. Semua personel Pasukan Bela Diri Jepang secara teknis adalah warga sipil. Mereka yang berseragam diklasifikasi sebagai PNS khusus, dan tunduk kepada para PNS biasa yang bekerja di Departemen Pertahanan (Jepang). Tidak ada rahasia militer, hukum militer, atau pelanggaran militer yang dianggap dapat dilakukan oleh seorang personel militer; baik di dalam atau di luar pangkalan militer, ketika bertugas atau di luar tugas, mengenai masalah militer atau non-militer. Semua hal tersebut diputuskan dalam prosedur normal oleh pengadilan sipil, dalam yurisdiksi yang sesuai.

Rantai komando

Operasional

Administratif

  • Menteri Pertahanan
    • Wakil Senior Menteri Pertahanan
      • Kepala Staff Angkatan

Angkatan militer

Unit militer

  • Lima divisi darat,
  • Lima distrik maritim, dan
  • Tiga pasukan pertahanan udara.

Angkatan Darat Bela Diri Jepang

Angkatan Darat Bela Diri Jepang (陸上自衛隊 Rikujō Jieitai?), adalah nama dari pasukan militer darat (angkatan darat) Jepang. Dalam bahasa Inggris, ia dikenal dengan sebutan Japan Ground Self-Defense Force, atau disingkat JGSDF. Terbesar di antara ketiga angkatan Pasukan Bela Diri Jepang, Angkatan Darat Bela Diri Jepang beroperasi di bawah komando seorang kepala staf pasukan darat, yang berbasis di kota Ichigaya, Tokyo. Kepala staf pasukan darat saat ini adalah Jenderal Yoshifumi Hibako. Angkatan ini memiliki jumlah personel sekitar 147.000 orang tentara.

Angkatan Laut Bela Diri Jepang

Angkatan Laut Bela Diri Jepang (海上自衛隊 Kaijō Jieitai?), adalah nama dari pasukan maritim bersenjata dari Pasukan Bela Diri Jepang, yang bertugas melakukan pertahanan laut untuk Jepang. dalam bahasa Inggris ia dikenal dengan sebutan Japan Maritime Self-Defense Force, atau disingkat JMSDF. Ia dibentuk setelah dibubarkannya Angkatan Laut Kekaisaran Jepang, yaitu seusai Perang Dunia II.[1] Angkatan ini memiliki armada yang besar dengan kemampuan operasi laut lepas yang signifikan. Kekuatan persenjataannya secara ketat ditujukan untuk pertahanan militer. Tugas utama angkatan ini adalah mempertahankan kendali negara atas jalur pelayaran dan melakukan patroli perairan teritorial. Ia juga telah meningkatkan keterlibatannya dalam operasi pasukan pemelihara perdamaian (Peacekeeping Operation, PKO) dan operasi pencegahan maritim (Maritim Interdiction Operation, MIO) di bawah pimpinan PBB.
Angkatan ini berkekuatan resmi sekitar sekitar 45.800 personel. Kepala staf Angkatan Laut Bela Diri Jepang saat ini adalah Admiral Eiji Yoshikawa.

Angkatan Udara Bela Diri Jepang

Angkatan Udara Bela Diri Jepang (航空自衛隊 Kōkū Jieitai?), pasukan udara bersenjata dari Pasukan Bela Diri Jepang, yang bertanggung jawab atas pertahanan wilayah udara Jepang dan operasi udara lainnya. Dalam bahasa Inggris ia dikenal dengan sebutan Japan Air Self-Defense Force, atau disingkat JASDF. Angkatan ini melakukan patroli udara di sekitar Jepang, serta juga memelihara jaringan luas sistem radar peringatan dini di darat dan udara. Ia juga memiliki tim aerobatik yang benama Blue Impulse, dan baru-baru ini telah terlibat dalam menyediakan transportasi udara untuk beberapa misi penjaga perdamaian PBB.
Angkatan ini memiliki sekitar 45.000 personel dan 474 pesawat siap tempur pada tahun 2005, dan berada di bawah pimpinan Marsekal Kenichiro Hokazono.